I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pemakaian pupuk kimia menimbulkan ketergantungan
petani yang semakin lama terasa membebani, karena harga pupuk kimia terus
melambung sementara harga gabah/beras cenderung tetap. Selain mahal, tak jarang
keberadaan pupuk kimia seperti ”siluman” yang tiba-tiba hilang disaat petani sangat
membutuhkan. Pupuk sudah menjadi
kebutuhan dasar tanaman padi, sehingga semahal apapun petani harus tetap
membeli.
Pupuk kimia berperan untuk memperkaya mineral
(hara) yang diperlukan tanaman namun pemakaiannya yang tidak bijaksana
menimbulkan efek buruk terhadap lahan pertanian seperti penurunan kesuburan,
tanah kehilangan daya ikat alamiahnya, tandus, dan miskin bahan organik.
Dibanding pupuk kimia, pupuk kompos mempunyai
beberapa kelebihan. Kompos sebagai pupuk organik jelas berbeda dengan pupuk
non-organik (pupuk kimia). Kompos lebih
banyak berperan pada perbaikan sifat-sifat fisik tanah seperti memperbaiki
struktur tanah, memperbaiki daya serap tanah terhadap air, dan menaikan daya
ikat tanah terhadap unsur hara. Bahkan
bisa juga mengurangi penyakit-penyakit yang biasa menyerang akar tanaman, yang
berarti dapat mengurangi penggunaan obat untuk penyakit akar.
Dulu pengomposan dilakukan secara alamiah
dimana sedikit sekali intervensi manusia sehingga proses dekomposisi
berlangsung cukup lama, dapat memakan waktu 2 – 3 bulan. Dengan waktu
pengomposan yang cukup lama tersebut, ketersediaannya tidak segera
terjamin . Total kebutuhan pupuk kompos atau pupuk organik secara nasional
mencapai 11 juta ton/tahun, sementara produksinya baru mencapai 10% dari total
kebutuhan.
Dengan menggunakan teknologi pengomposan
seperti yang telah dilakukan Himpunan Petani Organik Cianjur Indonesia (HIPOCI)
selama ini, maka proses pengomposan menjadi lebih cepat dan kestabilan
kandungan haranya dapat dijaga. Lahan pertanian di Desa Kebon Peteuy Kabupaten
Cianjur merupakan salah satu contoh areal yang sudah menggunakan penggunaan pupuk organik produksi HIPOCI selama
beberapa kali tanam. Jika pada pertama kali penerapan pupuk kompos baru
menghasilkan sekitar 3 ton/ha, maka setelah tiga kali tanam produksinya
meningkat menjadi 4 - 5 ton/ha. Bahkan untuk penggunaan jangka panjang produksi
padi cenderung akan meningkat baik kuantitas
dan kualitasnya karena kesuburan tanah juga meningkat.
Pendirian pabrik kompos POENIK HIPOCI
diharapkan mampu memenuhi harapan petani akan harga pupuk yang relatif murah
dan ramah lingkungan. Usaha ini sangat menjanjikan karena harganya relatif
murah dan berbahan baku alami yang dapat menjaga kelestarian lingkungan. Hal Ini
juga bentuk kepeduliaan HIPOCI terhadap petani yang selama ini terabaikan oleh
program pembangunan. Jika menggunakan pupuk kompos yang dibuat dengan teknologi
ramah lingkungan dan biaya yang lebih murah (dan tentu harga jualnya lebih
murah), maka petani pasti akan terbantu.
II. ORGANISASI DAN MANAJEMEN
2.1 Umum
1. Nama
Usaha : Pabrik
POENIK
2. Nama Pemilik :
HIPOCI
3. Alamat
Kantor & Tempat Usaha : Bangkuong, Kebon Peteuy, Cianjur
4. Bagan
Struktur Organisasi :
5. Jabatan dan Uraian Tugas
Pimpinan (Manajemen
HIPOCI) bertugas mengkoordinir kegiatan perusahaan secara keseluruhan dan
mempunyai wewenang mengambil kebijakan yang diperlukan untuk keberlangsungan
perusahaan. Kepala Produksi bertugas
mengelola kegiatan produksi mulai dari perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, pengarahan dan pengendalian produksi dan hasil produksi. Staf/teknisi
produksi bertindak sebagai pelaksana lapang kegiatan produksi dibawah
pengawasan langsung kepala produksi. Staf
Administrasi dan keuangan
bertugas untuk mengelola kegiatan-kegiatan administrasi dan segala hal yang
berkaitan dengan keuangan. Staf
Pemasaran dan Distribusi bertugas untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan produk dan mendistribusikannya baik kepada pelanggan maupun calon
pelanggan potensial.
2.2 Produk dan Produksi
Produk sebagai komoditas yang akan dijual dan
dikembangkan menjadi faktor yang penting untuk selalu dikaji dan
dicermati. Kondisi prima dari produk akan
menentukan keberhasilan pemasaran dan penciptaan brand image.
Nama Produk
Produk kompos yang akan diproduksi bernama POENIK
sinonim dari Pupuk Organik
Kemasan
POENIK dikemas dengan menggunakan karung
plastik untuk ukuran 20 kg dan kantung plastik untuk ukuran 2 kg. (Terlampir
desain dan ukuran).
Jenis Produk
Tahun 2011 HIPOCI hanya memproduksi jenis
Kompos POENIK orisinal untuk kebutuhan petani HIPOCI. Namun untuk pengembangan
produk Himpunan Petani Organik Cianjur
Indonesia akan mengeluarkan juga jenis Kompos POENIK Plus dan lain-lain untuk
pasar bebas.
Pengembangan produk POENIK berbasis Teknologi
Himpunan Petani Organik Cianjur Indonesia juga akan melakukan kajian terhadap
bentuk fisik produk seperti kompos mix (campur) ataupun cair. Hal ini mengingat
keinginan pasar dan kebutuhan masing-masing pengguna.
Kualitas Produk
Peningkatan kualitas produk terus menerus
akan dilakukan dengan beberapa metode pengawalan uji coba pengembangan, kontrol
produksi, uji terap, demplot, dan lain-lain.
Keunggulan kualitas akan dijaga melalui
kapasitas QC dan komparasi dengan produk lain dilapangan. Informasi uji petik di beberapa titik
pemasaran juga akan dipakai sebagai benchmarking. Masukan dan respon dari pedagang dan konsumen
akan dijadikan tolok ukur penjagaan kualitas produk sehingga mempunyai daya
saing produk.
Formula & Dosis Anjuran
Pencermatan formulasi dan dosis anjuran secara
terus menerus dilakukan pada saat memproduksi POENIK. Penggunaan bahan baku dan proses produksi
tidak luput dari pengawasan yang ketat.
Standarisasi produk dilakukan dengan menerbitkan SOP (Standart Operation Procedure). Himpunan Petani Organik Cianjur Indonesia
memiliki tenaga ahli yang secara terus menerus melakukan kajian, pencermatan
dan monitoring produk POENIK termasuk melakukan fungsi QC (Quality Control).
Keunggulan Produk
Dihasilkan melalui proses dekomposisi
bahan-bahan organik dan limbah ternak (sapi) dengan teknologi fermentasi oleh
mikroorganisme yang menguntungkan bagi tanah dan tanaman.
Mampu memperbaiki struktur tanah,
meningkatkan sumber hara tanah, dan meningkatkan aktivitas mikroba yang
bermanfaat untuk lingkungan tumbuh tanaman.
Dapat dipergunakan untuk tanaman pangan,
hortikultur, tanaman hias, serta tanaman buah-buahan.
Memiliki komposisi hara yang relatif stabil dan lengkap yang dibutuhkan
tanaman, yang terdiri dari N, P, K, Ca, Mg, C-organik, dan beberapa asam humic.
Manfaat
Memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi
tanah.
Menyediakan unsur hara makro dan mikro yang
lebih banyak di dalam tanah.
Memecah akumulasi senyawa kimia yang teresidu
dalam tanah.
Memperbanyak mikroorganisme yang
menguntungkan dalam tanah.
Menjaga kesuburan dan melestarikan
keanekaragaman hayati dalam tanah.
III. ASPEK PRODUKSI
3.1 Proses Produksi
3.2 Kapasitas Produksi
Pemenuhan kapasitas produksi secara bertahap
akan dipenuhi pada tahun ke dua. Perubahan jumlah produksi juga akan terpengaruh oleh penjualan dan kondisi pasar.
Tahun Produksi
|
Rencana Produksi (Kg)
|
1
|
280.800
|
2
|
360.000
|
3
|
360.000
|
3.3 Lahan Untuk
Kegiatan Usaha
1. Beli
: Rp.
40.000.000, luas 500 m2
2. Sewa
per tahun : Rp. 2.000.000
3.4 Bangunan
1. Biaya membangun : Rp.
40.000.000, luas 370 m2
3.5 Instalasi/Sarana
Utilitas Produksi
No
|
Biaya Utilitas
|
Total Biaya (Rp)
|
1
|
Pemasangan Instalasi Listrik
|
1.500.000
|
2
|
Pemasangan jaringan air
|
1.000.000
|
3
|
Pemasangan Instalasi Telepon
|
550.000
|
|
Total Biaya Sarana
|
3.050.000
|
3.6 Mesin Produksi
Nama Mesin
|
Merk
|
Jumlah
|
Harga (Rp)
|
Jumlah Harga (Rp)
|
Hummer mil +penggerak
|
Yanmar
|
1 unit
|
32.000.000
|
32.000.000
|
Pengayak
|
Bahagia Jaya
|
1 unit
|
8.500.000
|
8.500.000
|
Mesin jahit karung
|
|
1 unit
|
1.500.000
|
1.500.000
|
|
|
|
Total
|
42.000.000
|
3.7 Bahan Baku
dan Bahan Pembantu Produksi
Bahan baku utama dan bahan pembantu yang
diperlukan sesuai dengan Rencana Produksi untuk tahun pertama dengan kapasitas
produksi sekitar 280 ton/tahun.
Bahan
baku & Pembantu
|
Fungsi
|
Jumlah
|
Harga
(Rp)
|
Jumlah
Harga (Rp)
|
Pupuk kandang
|
Sumber hara N,
P, K yang sangat di butuhkan oleh tanaman sebagai nutrisi
|
11.700 krg
|
3.000
|
35.100.000
|
Jerami/hijauan
|
Sumber hara N, P
dan K serta Ca.
|
1.170 krg
|
4.000
|
4.680.000
|
Arang sekam
|
Mengandung unsur
K aktif yang dibutuhkan pada proses
pembu- ngaan dan pembuah -an tanaman.
|
2340 krg
|
4.000
|
9.360.000
|
Dedak
|
Sumber karbohidrat dan protein yang dibutuhkan tanaman maupun
bakteri mesofilis dalam proses fermentasi pupuk.
|
11.700 kg
|
1.000
|
11.700.000
|
Dolomit
|
Sebagai suplemen
kandungan hara Ca dan Mg dalam media pupuk yang akan dibutuhkan oleh tanaman
|
1.170 kg
|
400
|
468.000
|
Fermentator
|
Untuk mempercepat perombakan bahan-bahan
organik
|
234
|
1.000
|
234.000
|
Molase
|
Sumber bahan
organik yang mengandung protein, gula,
dan asam amino yang dibutuhkan oleh mikroba/bakteri sebagai sumber
makanan dan energi dalam proses fermentasi
|
234
|
2000
|
468.000
|
Keterangan : krg anonim karung (bukan
satuan berat)
|
Total
|
|
62.010.000
|
3.8 Peta Bahan
Baku
Bahan
baku & Pembantu
|
Sumber
|
Jumlah
Perkiraan Kesediaan
|
1.
Pupuk kandang
|
PT. Kariyana, Cicurug, Sukabumi
PT. Taurus, Cicurug, Sukabumi
Peternak-peternak lokal
|
± 20 ton per hari
± 20 ton per hari
± 3 ton per hari
|
2.
Jerami/hijauan
|
Sawah-sawah di
sekitar lingkungan HIPOCI dan juga di
daerah petani-petani binaan
|
± 400 krg per bulan
|
3.
Arang sekam
|
CV. Family, Cicurug, Sukabumi
Penggilingan-penggilingan padi mitra HIPOCI
|
2500 karung per bulan
1000 karung per bulan
|
4.
Dedak
|
Penggilingan-penggilingan
padi mitra HIPOCI
CV. Inayyah,
Cicurug, Sukabumi
|
1.500 kg per
bulan
2.000 kg per
bulan
|
5.
Dolomit
|
CV. Batu Wangi - Padalarang
Toko-toko Saprotan di Bogor
|
25 ton per hari
|
6.
Fermentator
|
Toko-toko Saprotan di Bogor dan telah bisa
dilakukan perbanyakan sendiri
|
Perbanyakan sendiri
|
7.
Molase
|
PT. Kariyana,
Cicurug, Sukabumi
Toko Tani Jaya
|
Tergantung permintaan
|
3.9 Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang disiapkan adalah tenaga
kerja yang langsung ditempatkan dan didayagunakan dalam menangani proses-proses
produksi. Sedangkan tenaga kerja tetap masih mempergunakan holding (Himpunan
Petani Organik Cianjur Indonesia) sebagai pelaksana, hingga pada tahapan
pengembangan dengan kapasitas produksi tertentu apabila sudah harus ditangani
langsung. Tenaga kerja langsung dimasukan dalam kategori biaya variabel. Biaya
variabel lain dalam usaha ini adalah biaya bahan baku dan biaya umum pabrik. Tenaga
kerja langsung yang didayagunakan dalam memproduksi pupuk kompos POENIK ini merupakan
tenaga lepas atau harian. Tenaga kerja
lepas dapat memanfaatkan tenaga petani atau tenaga pemuda desa yang masih
menganggur. Petani tentunya akan terbantu karena mendapat penghasilan tambahan
sehabis bekerja di sawah. Sedangkan bagi pemuda desa, hal ini akan membuka
lapangan pekerjaan bagi mereka sehingga tenaganya bisa diberdayakan. Biaya tenaga kerja langsung yang akan
dikeluarkan pada tahun pertama produksi adalah sebagai berikut :
Jenis Kegiatan
|
Tarif (Rp)/unit
|
Jumlah TK
|
Jumlah hari kerja/tahun
|
Jumlah Biaya (Rp)
|
Penyiapan jerami
|
17.500/HOK
|
1
|
168.5 HOK
|
2.948.750
|
Pembuatan adonan
|
17.500/HOK
|
1
|
224.5 HOK
|
3.928.750
|
Pembalikan adonan
|
17.500/HOK
|
1
|
224.5 HOK
|
3.928.750
|
Pengayakan
|
17.500/HOK
|
2
|
252.5 HOK
|
4.418.750
|
Pengemasan
|
17.500/HOK
|
6
|
1549.5 HOK
|
27.116.250
|
|
|
|
Total
|
42.341.250
|
3.10 Biaya Umum
Pabrik
Biaya umum untuk menunjang kegiatan pabrik
untuk setiap tahun
No
|
Jenis Biaya Umum Pabrik
|
Jumlah Biaya (Rp)
|
1
|
Pemeliharaan mesin dan peralatan
|
1.200.000
|
2
|
Suku cadang, BBM, Oli, dll
|
20.400.000
|
3
|
Listrik , air dll
|
1.200.000
|
4
|
Pemeliharaan bangunan
|
1.200.000
|
|
Total
|
24.000.000
|
3.11 Kendaraan
Untuk Usaha
Dalam perhitungan efisiensi transportasi
diputuskan untuk pengadaan mobil sendiri. Pertimbangan disajikan dalam
perhitungan dalam tabel lampiran.
Jenis Kendaraan
|
Merk
|
Jumlah
|
Harga (Rp)
|
Jumlah Harga (Rp)
|
Truk PS 120
|
Mitsubishi
|
1 unit
|
120.000.000
|
120.000.000
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Total
|
120.000.000
|
3.12 Sistem
Produksi Outsourching
Selain produksi dan pengembangan sendiri, Himpunan
Petani Organik Cianjur Indonesia juga melakukan produksi dengan sistem
kemitraan (plasma). Mitra (plasma) yang dimaksud adalah petani-petani binaan
P3S, Lumbung Tani Sehat, Gapoktan, Kelompok Tani Sehat dan lain-lain dengan
menerapkan standarisasi produk. Hal ini sangat dimungkinkan dan mensiasati
permintaan kebutuhan POENIK untuk luar daerah yang relatif sulit dipenuhi jika
harus dikirim dari Bogor.
3.13 Tata
Letak/Layout Pabrik
Gambar 1.
Denah tata letak Pabrik Kompos POENIK
IV. ASPEK PEMASARAN
4.1 Pembagian
Pasar
Disesuaikan dengan kebutuhan terhadap
produk ini, penggunanya adalah petani kecil hingga petani besar, petani tanaman
pangan hingga petani hortikultura, hobiis.
Dan jalur pemasaran tentunya berkaitan dengan
toko, kios, agen, dan bazar.
4.2 Potensi
Pasar Lokal
Lingkup pasar lokal adalah wilayah
Jabodetabek dan jawa barat. Pasar lokal
sangat menjanjikan untuk produk kompos POENIK.
Di wilayah Jabodetabek tidak kurang dari 1.000 kios tanaman hias, 100
toko pertanian, dan ratusan petani sebagai pengguna potensial pupuk kompos.
4.3 Kebutuhan
Pupuk Organik di Pasaran
Berdasarkan hasil survey pasar yang telah
dilakukan terhadap para penjual tanaman
hias yang berjumlah ± 50 pedagang yang tersebar di sepanjang Jalan Pajajaran
dan Warung Jambu di wilayah Bogor, pupuk kompos yang mereka jual dipasok dari
Sukabumi, Sentul, Jakarta dan Bogor sendiri.
Para pedagang tanaman hias yang berjualan di sepanjang jalan raya
jumlahnya cukup banyak dibandingkan toko-toko saprotan sehingga mendapatkan
pasokan pupuk kompos yang cukup banyak pula. Jumlah pasokan pupuk kompos ke
setiap pedagang rata-rata sebesar 1.500 kg/bulan yang dipasok dari beberapa
produsen kompos. Dengan demikian jumlah
pasokan per bulan untuk 50 pedagang adalah sekitar 75.000 kg (diasumsikan
jumlah pasokan adalah jumlah kebutuhan). Diperkirakan jumlah kebutuhan
sesungguhnya lebih besar dari 75.000 kg karena yang disurvey baru 2 lokasi di
Bogor (anggap jumlah sesungguhnya 100.000 kg).
Dengan mengasumsikan jumlah kebutuhan di
kelompok pedagang lainnya yaitu di Sukabumi, Depok, dan Jakarta masing-masing
100.000 kg, maka jumlah total kebutuhan pupuk kompos di wilayah Bogor,
Sukabumi, Depok, dan Jakarta adalah 400.000 kg.
4.4 Ceruk
Pasar / Niche Market
Dengan mengambil ceruk pasar 5-10 % saja dari
total kebutuhan keempat wilayah tadi, maka ceruk pasar yang bisa diisi Pupuk
Kompos POENIK sekitar 20.000-40.000 kg/bulan (20-40 ton/bulan).
4.5 Kondisi
Pesaing / Benchmark Market
Dari
hasil survey diketahui
ada beberapa pupuk kompos pesaing
yang beredar dengan merk antara lain : Agro Lestari, Agro Raya, Agro Perkasa,
EM-Bokhasi-TW 99, Geet Leuha Kompos, Kariyana dan Media Tanam Plus.
Karakter persaingan di produk ini adalah
model terbuka dan bebas. Artinya bahwa pasar akan saling mengisi jika produk
kosong. Sistem harga yang terjadi juga masih dikendalikan oleh pasar.
Keunggulan diantara produk pupuk organik ini belum terlihat nyata. Sehingga
proses diterimanya produk ini dipasaran lebih disebabkan oleh strategi pemasar
(marketer).
4.6 Pertimbangan
Pengembangan
Pemasaran Pupuk Kompos POENIK selama ini
hanya mencakup wilayah Bogor dengan kapasitas penjualan 2-3 ton/bulan.
Berdasarkan analisa keuangan sederhana yang dibuat untuk Bulan Mei 2006, usaha
Pupuk Kompos POENIK layak untuk dikembangkan karena mempunyai nilai B/C ratio
1,24. Bulan-bulan lain penjualan relatif sama karena kapasitas produksi
maksimum saat ini 3 ton/bulan. BEP Harga akan tercapai pada tingkat harga Rp.
583/kg dengan BEP Produksi 2019 kg. Sedangkan nilai ROE 24 %, yang berarti penggunaan modal untuk
usaha ini cukup efisien.
Kesimpulannya, penggunaan modal untuk usaha
ini cukup efisien sehingga keuntungan bersih perlu terus ditingkatkan agar
efesiensinya meningkat.
Dengan melihat nilai B/C ratio dan ROI/ROE di
atas, maka dapat dikatakan usaha Pupuk Kompos POENIK yang dijalankan HIPOCI
selama ini layak untuk dikembangkan pada skala yang lebih besar yaitu pendirian
Pabrik Pupuk Kompos ”POENIK”. Wilayah pemasaran nantinya tidak hanya untuk
kota/kab. Bogor, tapi akan diperluas hingga ke Sukabumi, Depok, dan Jakarta.
4.5 Strategi Pemasaran
Strategi yang akan diterapkan dan dijalankan oleh Himpunan Petani Organik
Cianjur Indonesia menggunakan aspek Segmentasi Pasar, Target, Positioning,
Analisa Kendala dan Problem Solving
4.5.1
Segmentasi
Untuk lebih
mendukung usaha pemasaran Pupuk Kompos POENIK, perlu kiranya mengetahui
segmentasi pasar yang sesuai untuk konsumen pupuk organik ini. Segmentasi
berhubungan dengan pengelompokan masyarakat yang potensial menjadi pembeli/pelanggan
Pupuk Kompos POENIK. Melihat
karakteritik masyarakat yang menjadi pelanggan Pupuk Kompos POENIK selama ini,
ditetapkan segmentasi berdasarkan wilayah
tempat tinggal, berdasarkan jenis usaha,
dan berdasarkan pekerjaan/profesi.
4.5.2 Target Pasar
Target pemasaran atau targetting Pupuk Kompos POENIK meliputi toko-toko sarana produksi pertanian, para pedagang
tanaman hias/pupuk pinggir jalan, agen-agen pupuk untuk rumah
tangga/gedung-gedung yang peduli penghijauan di Jabodetabek, petani-petani
sistem organik dan non-organik, balai/lembaga penelitian pertanian, dan
kebun-kebun percobaan.
4.5.3 Positioning
Positioning berhubungan
dengan image produk kita di benak
pelanggan yang memberi daya dorong untuk membeli. Image yang ditanamkan ke benak pelanggan lebih bersifat perspektif,
sehingga unsur subyektifitas tentang kelebihan produk POENIK perlu ditonjolkan.
Umumnya orang
membeli pupuk bukan dengan melihat detail karekteristik/kandungan produk yang
ditawarkan. Orang membeli lebih kepada manfaat apa yang diperoleh pada
tanamannya dengan memakai Pupuk Kompos POENIK.
Oleh karena itu perlu ditanamkan nilai-nilai plus Pupuk Kompos POENIK
baik lewat pengalaman para pengguna, cerita orang lain tentang kelebihan
produk, membuat daftar keunggulan produk di kemasan, ataupun cara lain
mengkomunikasikan produk kita dengan menggunakan segenap sumber daya HIPOCI.
Dukungan
pembangunan brand image dari pemilik toko atau kios juga sangat perlu, sehingga
perlu disiapkan reward, diskon, dukungan lainnya. Pemilik toko atau kios
merupakan jaringan terakhir yang bertemu end
user.
4.6 Kendala Pemasaran
Memperkirakan
kendala yang akan muncul dalam sistem pemasaran adalah suatu kaidah yang perlu
dipersiapkan. Kaidah amanah, profesional, proporsional, dan peduli merupakan
suatu solusi. Hambatan-hambatan/kendala-kendala harus menjadi pemicu
meningkatkan daya juang semua pihak.
Berdasarkan
pengalaman, beberapa kendala pemasaran yang mungkin dihadapi nanti adalah :
persediaan bahan baku yang tidak selalu cukup untuk mengejar target produksi,
pengiriman yang tidak tepat waktu untuk keempat wilayah pemasaran yang berbeda,
sistem pembayaran konsinyasi dari customer
yang bisa mundur hingga dua bulan, permintaan dari konsumen agen yang
bersifat pasif, dan persaingan dari kompetitor yang lebih dahulu memasuki
pasar.
4.6.1 Cara Mengatasi Kendala
Untuk mengatasi
beberapa kendala di atas, perlu dilakukan langkah antisipasi agar tidak menjadi
penghalang dalam mencapai target yang telah ditetapkan.
Kendala
persediaan bahan baku yang tidak selalu cukup untuk mengejar
target produksi. Untuk mengatasi masalah ini perlu dilakukan penyetokan bahan
baku setiap periode tertentu untuk kelangsungan produksi. Bahan baku yang
dibutuhkan adalah pupuk kandang, jerami/hijauan, arang sekam, dedak, dolomit,
fermentator, dan molase. Setiap hari harus dicek ketersediaan bahan-bahan ini
digudang. Dalam sehari tidak boleh ada
bahan yang kosong digudang.
Kendala
pengiriman yang tidak tepat waktu untuk keempat wilayah
pemasaran yang berbeda. Untuk mengatasinya perlu diberlakukan time management bagian pemasaran dan
distribusi. Pembagian zona wilayah pengiriman dibuat sesuai dengan kapasitas
dan kondisi pemasaran.
Kendala sistem
pembayaran konsinyasi dari customer yang bisa mundur hingga dua bulan. Idealnya pembayaran
konsinyasi dari customer untuk produk yang lain paling lama 1 bulan. Karena
kalau terlalu lama akan mengganggu arus kas piutang yang tidak lancar. Namun
untuk pupuk, pengalaman pemasaran POENIK selama ini memang lebih banyak yang
bayar konsinyasi sekitar 1 bulan (sekitar 70-80 % customer masuk kategori ini).
Untuk mengatasi pembayaran konsinyasi yang terlalu lama (hingga 2 bulan), perlu
dipilih customer yang potensial cepat
perputaran penjualannya. Bagi customer yang
lama perputaran penjualannya, maka sistem konsinyasi bisa dilakukan dengan
kuantitas yang relatif sedikit.
Kendala
permintaan dari konsumen atau agen yang bersifat pasif.
Tidak jarang konsumen agen yang menjadi customer
bersifat pasif dalam menjalin hubungan dagang. Terkadang barang kita sudah
habis terjual, tapi mereka lupa atau tidak sempat menghubungi kita kembali
untuk melakukan pemesanan. Untuk kasus demikian, maka dituntut adanya tim
pemasaran yang bersifat aktif, peka, dan memiliki mobilitas tinggi untuk
“menjemput bola” ke customer. Customer
perlu disapa, diperhatikan perkembangannya, dan digali informasinya sampai
sejauh mana kebutuhannya. Pemberian reward
kepada agen atau konsumen yang paling cepat repeat
order dalam kurun waktu tertentu merupakan solusi berikutnya.
Kendala persaingan dari kompetitor yang lebih dahulu memasuki pasar. Untuk
memasuki pasar yang telah lebih dahulu ada kompetitornya, maka perlu kejelian
tim pemasaran untuk mencari titik kelemahan produk sang kompetitor. Lalu kita
tonjolkan kekuatan produk POENIK yang bisa mensubstitusi kelemahan produk
kompetitior, sehingga kehadiran POENIK sebagai pendatang baru akan lebih mudah
diterima oleh calon customer.
Jika dalam
praktek pemasaran nanti terdapat kendala lain di luar lima kendala yang
disebutkan di atas, maka tinggal kreasi tim pemasaran untuk mengatasinya. Di
sini dituntut sense of investigating
tim pemasaran agar kendala yang muncul bisa ditelusuri akar penyebabnya, lalu
dilakukan langkah-langkah spesifik yang mengarah pada pemecahan kendala.
4.7 Sistem
Pemasaran
Pelaksanaan sistem pemasaran POENIK
menggunakan sistem Konvensional dan Langsung (Direct).
Pemasaran sistem Konvensional (Distributor –
Agen) mampu meminimalisasi biaya distribusi, sosialisasi, dan efisien waktu.
Pemberian dan peningkatan dukungan terus-menerus tetap dilakukan secara
maksimal dan proporsional. Diharapkan
Distributor/Agen mampu memacu kinerja untuk mengembangkan pasar lebih bagus.
Kinerja yang baik akan menjadikan kesan bahwa usaha penjualan POENIK memang
layak dari sisi bisnis.
Pemasaran sistem Langsung akan dilaksanakan
dalam rangka rutinitas penetrasi pasar dan dalam rangka mengakomodir
ketidakpuasan pelanggan atas kinerja Distributor/Agen dalam memasarkan POENIK.
Sehingga dengan adanya tambahan dari sistem ini diharapkan mampu mencapai
target pemasaran.
Pada kegiatan Proyek-proyek (pengadaan,
pembinaan, dan lain-lain), Himpunan Petani Organik Cianjur Indonesia akan
membentuk tim khusus by project dengan tetap menggunakan kaidah dan jaringan
produk. Sistem pelaksana bisa Lembaga atau pihak lain yang bersepakat
mengadakan kerjasama dengan HIPOCI-DD.
4.8 Peluang
Pasar Diversifikasi
Peluang pasar ditinjau dari diversifikasi
produk masih sangat terbuka dan menjanjikan.
Dalam bentuk Granul dan Pellet lebih disukai
oleh Perkebunan-perkebunan Besar baik Pemerintah ataupun Swasta. Demikian juga konsumen untuk tanaman Tahunan, baik
tanaman buah ataupun kehutanan.
Bentuk Cair lebih disukai oleh Hobies dan
tanaman indoor (green house, hidroponic, aeropinic) atau yang sifatnya fast growing.
Dalam Inovasi penambahan agen hayati atau
campuran bahan lain (giocladium, beauveria, NPS, dll) lebih dikhususkan untuk
order terbatas. Biasanya dipesan untuk kegiatan penelitian atau proyek.
4.9 Promosi
Brosur adalah media informasi utama yang dikeluarkan sebagai pendamping produk.
Brosur sebagai standar minimal pengenalan terhadap produk POENIK dan menjadi
penting apabila tepat sasaran dan tersebar luas.
Pameran merupakan ajang pengenal POENIK sebagai pupuk kompos yang diproduksi
dengan teknologi yang unggul. Pameran juga merupakan ajang transaksi yang ideal
dan strategis.
Presentasi adalah metode promosi sekaligus penyampaian product knowledge yang lebih
spesifik dan mendalam. Sehingga tidak menutup kemungkinan akan muncul
masukan-masukan untuk penyempurnaan produk.
Advertorial melalui media merupakan teknik promosi yang efektif sekaligus mahal. Namun
teknik promosi ini juga perlu dilakukan dengan pertimbangan skala ekonomi dan
target pasar.
Keempat cara promosi tersebut akan
dilaksanakan melalui seleksi prioritas sesuai dengan kebijakan anggaran. Namun
perlu disadari bahwa tidak mungkin pelaksaan pemasaran tanpa dukungan promosi,
karena hal ini berkaitan dengan eksistensi, sosialisasi, dan positioning
produk.
V. ASPEK KEUANGAN
Aspek keuangan didalam usaha ibarat kekuatan
nadi dalam sistem tubuh manusia. Alokasi
pendanaan dan strategi penggunaan akan sangat
menentukan kekuatan pelaksanaan usaha. Perhitungan pembiayaan, pelaksanaan
kegiatan, hingga pendapatn hasil merupakan kinerja aspek keuangan.
5.1 Pembiayaan Pengembangan
Usaha Kompos
Total Biaya Keseluruhan terdiri dari :
1
|
Investasi
|
Rp. 266.212.500
|
|
2
|
Modal Kerja
|
Rp. 88.696.000
|
|
3
|
Total Biaya Proyek
|
|
Rp. 354.908.500
|
5.2 Proyeksi Laba Rugi
Keuntungan yang direncanakan didapat selama 3 tahun mendatang
:
Tahun 1
|
Rp. (5.147.615)
|
Tahun 2
|
Rp. 20.695.675
|
Tahun 3
|
Rp. 30.114.245
|
5.3 Proyeksi Arus
Kas
Penghitungan Saldo Kas selama 3 tahun mendatang
Pra-Operasi
|
Rp. 0
|
Tahun 1
|
Rp. 70.116.510
|
Tahun 2
|
Rp. 102.462.810
|
Tahun 3
|
Rp. 143.959.555
|
5.4 Analisa Keuangan
1. Titik Impas Penjualan (BEP)
Tahun 1
|
Rp. 244.461.389
|
Tahun 2
|
Rp. 272.929.260
|
Tahun 3
|
Rp. 294.511.451
|
2. Kemampuan
Investasi dalam menghasilkan keuntungan (Return On Investment/ROI)
Tahun 1
|
- 1.58
|
Tahun 2
|
5.98
|
Tahun 3
|
8.01
|
VI. KESIMPULAN
ROI merupakan indikator pengukur efisiensi
penggunaan modal (invetasi) dalam mencapai keuntungan. Untuk tahun 1, ROI
bernilai -1.58 %. Ini berarti dari
Rp. 100,- modal yang dikeluarkan, belum menghasilkan keuntungan, karena
penggunaan modal masih lebih besar dari penjualan.
Pada tahun 2, ROI mulai meningkat menjadi 5,98
%. Ini berarti dari Rp. 100,- modal yang
dikeluarkan, akan dihasilkan keuntungan Rp. 5,98,-. Atau dari Rp. 10.000,-
modal yang dikeluarkan, akan dihasilkan keuntungan Rp. 598,-. Begitu seterusnya
hingga tahun 3.
Dari 3 tahun analisa ROI di atas, terlihat
bahwa modal yang digunakan dalam usaha Pupuk POENIK cukup efesien dan keuntungan bersihnya perlu
ditingkatkan agar efisiensinya meningkat. Nilai ROI terendah ada pada tahun pertama dan ROI tertinggi terjadi pada
tahun ketiga.
LAMPIRAN
TABEL LAMPIRAN 1.
MATRIK ANALISIS SWOT ”POENIK”
EKSTERNAL
INTERNAL
|
OPPORTUNITIES
§ Potensi pasar masih sangat luas
§ Kesadaran penggunaan produk ramah lingkungan sudah
mulai meningkat
§ Fluktuasi keterseidaan produk sejenis
§ Program Pemerintah Go Organic
§ Masih dapat dikembangkan menjadi beberapa
model dan bentuk
§ Penambhan Bahan Organik sudah sangat
diperlukan di Indonesia
|
THREATS
§ Kondisi ekonomi tidak stabil
§ Ketergantungan dengan pupuk an-organik
(industri)
§ Munculnya pesaing dengan harga lebih murah
§ Efektivitas POENIK < dibanding pupuk
an-organik
§ Sistem pemasaran belum baku
|
STRENGHTS
§ Ramah Lingkungan
§ Nama besar Dompet Dhuafa
§ Dukungan infrastruktur
§ Tidak berbahaya apabila salah dosis
§ Cocok untuk segala macam tanaman
§ Mudah diproduksi
§ Murah
|
STRATEGI SO
§ Perluasan pangsa pasar dan segmen pasar
baru dengan peningkatan jaringan pemasaran dan sosialisasi
§ Kepastian kapasitas , mutu, dan dukungan
teknologi terus menerus
§ Pengembangan produk untuk pasar tertentu
|
STRATEGI ST
§ Meningkatkan kualitas kinerja perusahaan
§ Peningkatan sosialisai penggunaan POENIK
secara ekonomis dan teknis
§ Penetapan harga bersaing
§ Antisipasi dengan pemasaran yang proaktif
|
WEAKNESS
§ Kemanfaatan produk belum diyakini pengguna
§ Formulasi dan kandungan hara tidak stabil /
tidak tetap
§ Sosialisasi produk masih menjadi kendala
umum
§ Bulky (kuantitas)
§ Mudah ditiru
§ Sulit dikirim jarak jauh
§ Bahan baku sulit diperoleh dalam jumlah
sangat besar
|
STRATEGI WO
§ Peningkatan dan pengembangan Litbang atas
kemanfaatan produk POENIK
§ Melakukan perbaikan dan peningkatan
kualitas produk
§ Meningkatkan efisiensi biaya produksi dan
pemasaran
§ Pengembangan distribusi dan pelayanan
secara profesional dan proporsional
§ Memunculkan bentuk produk baru
(difersifikasi produk)
|
STRATEGI WT
§ Pencermatan mutu setiap saat
§ Peningkatan pelayanan customer
§ Pelaksanaan Demplot (lapang) dan Seminar
(gugus teori)
§ Memunculkan produk dengan spesifikasi
khusus yang tidak mudah ditiru dan unggul
|
TABEL LAMPIRAN 2.
BEBERAPA PRODUK PUPUK ORGANIK SEJENIS DIPASARAN DENGAN BERBAGAI BENTUK,
BAHAN BAKU DAN PRODUSEN
MERK DAGANG
|
BAHAN BAKU
|
BENTUK
|
Karyana / POS
|
Kotoran Sapi
|
Serbuk
|
Super Bionik
|
Ekstrak Ikan & Tanaman
|
Tablet
|
BOSF
|
Sampah organik Kota
|
Serbuk
|
Biotanam Plus
|
Kascing
|
Serbuk
|
Buto Ijo
|
Kotoran Ayam
|
Butiran pecah
|
Green Giant
|
Kotoran Ayam
|
Pelet
|
Gemari
|
Ekstrak hewani & Nabati
|
Cair
|
|
|
|
|
|
|
TABEL LAMPIRAN 3.
STANDAR KUALITAS PUPUK ORGANIK
MENURUT INTERNASIONAL, PT. PUSRI, DAN PASAR KHUSUS
(PERSYARATAN OPSIONAL MENURUT PERMINTAAN PASAR)
MENURUT INTERNASIONAL, PT. PUSRI, DAN PASAR KHUSUS
(PERSYARATAN OPSIONAL MENURUT PERMINTAAN PASAR)
PARAMETER KUALITAS
|
SATUAN
|
STANDAR KUALITAS
|
||||
INTERNASIONAL
|
PT. PUSRI
|
PASAR KHUSUS
|
||||
1.
|
KUALITAS FISIK
|
%
|
|
|
|
|
|
a.
|
Kadar Air
|
% Berat kering
|
< 25
|
-
|
< 20
|
|
b.
|
Kadar Humus
|
dimensionless
|
< 40
|
-
|
-
|
|
c.
|
Kemasaman (pH)
|
dimensionless
|
7 ± 0,5
|
-
|
7 ± 0,5
|
|
d.
|
Bau
|
dimensionless
|
bau tanah
|
-
|
bau tanah
|
2.
|
KADAR UNSUR HARA
|
|
|
|
|
|
|
a.
|
N (Nitrogen)
|
% Berat kering
|
Total NPK
|
> 2,12
|
> 2,30
|
|
b.
|
P (Fosfor – P2O5)
|
% Berat kering
|
> 6,00
|
> 1,30
|
> 1,60
|
|
c.
|
K (Kalium – K2O)
|
% Berat kering
|
|
> 2, 00
|
> 2,40
|
|
d.
|
Mg (Magnesium)
|
% Berat kering
|
-
|
> 3.19
|
> 3,25
|
|
e.
|
S (Belerang)
|
% Berat kering
|
-
|
> 0,01
|
> 0,02
|
|
f.
|
Mo (Molybdenum
|
% Berat kering
|
-
|
> 0,05
|
> 0,10
|
|
g.
|
B (Boron)
|
% Berat kering
|
-
|
> 0,09
|
> 0,10
|
|
h.
|
Ca (Kalsium)
|
% Berat kering
|
-
|
> 0,97
|
> 1, 00
|
|
i.
|
C/N Ratio
|
dimensionless
|
< 20
|
-
|
< 15
|
3.
|
KADAR LOGAM BERAT
|
|
|
|
|
|
|
a.
|
As (Arsenic)
|
Mg/kg berat kering
|
< 10
|
|
< 10
|
|
b.
|
Cd (Cadmium)
|
Mg/kg berat kering
|
< 3
|
|
< 3
|
|
c.
|
Cr (Chromium)
|
Mg/kg berat kering
|
< 45
|
|
< 45
|
|
d.
|
Cu (Tembaga
|
Mg/kg berat kering
|
< 150
|
|
< 150
|
|
e.
|
Hg (Mercury)
|
Mg/kg berat kering
|
< 1
|
|
< 1
|
|
f.
|
Ni (Nikel)
|
Mg/kg berat kering
|
< 50
|
|
< 50
|
|
g.
|
Pb (Timbal)
|
Mg/kg berat kering
|
< 150
|
|
< 150
|
|
h.
|
Zn (Seng)
|
Mg/kg berat kering
|
< 400
|
|
< 400
|
4.
|
KUALITAS BIOLOGIS
|
|
|
|
|
|
|
a.
|
Coliform
|
MPN/g
|
< 1.000
|
|
-
|
|
b.
|
Salmonella sp.
|
MPN/g
|
< 3
|
|
-
|
Sumber : KEMENTERIAN
LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA