KODE Dfp 1 PROPOSAL INDUSTRI PUPUK ORGANIK | Proposal-Materi-hanyausaha

PROPOSAL INDUSTRI PUPUK ORGANIK

KODE 200x200
KODE 336x320 atau in artikel


I.  PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pemakaian pupuk kimia menimbulkan ketergantungan petani yang semakin lama terasa membebani, karena harga pupuk kimia terus melambung sementara harga gabah/beras cenderung tetap. Selain mahal, tak jarang keberadaan pupuk kimia seperti ”siluman” yang tiba-tiba hilang disaat petani sangat membutuhkan.  Pupuk sudah menjadi kebutuhan dasar tanaman padi, sehingga semahal apapun petani harus tetap membeli.
Pupuk kimia berperan untuk memperkaya mineral (hara) yang diperlukan tanaman namun pemakaiannya yang tidak bijaksana menimbulkan efek buruk terhadap lahan pertanian seperti penurunan kesuburan, tanah kehilangan daya ikat alamiahnya, tandus, dan miskin bahan organik.
Dibanding pupuk kimia, pupuk kompos mempunyai beberapa kelebihan.  Kompos sebagai pupuk organik jelas berbeda dengan pupuk non-organik (pupuk kimia).  Kompos lebih banyak berperan pada perbaikan sifat-sifat fisik tanah seperti memperbaiki struktur tanah, memperbaiki daya serap tanah terhadap air, dan menaikan daya ikat tanah terhadap unsur hara.   Bahkan bisa juga mengurangi penyakit-penyakit yang biasa menyerang akar tanaman, yang berarti dapat mengurangi penggunaan obat untuk penyakit akar.
Dulu pengomposan dilakukan secara alamiah dimana sedikit sekali intervensi manusia sehingga proses dekomposisi berlangsung cukup lama, dapat memakan waktu 2 – 3 bulan.  Dengan waktu  pengomposan yang cukup lama tersebut, ketersediaannya tidak segera terjamin . Total kebutuhan pupuk kompos atau pupuk organik secara nasional mencapai 11 juta ton/tahun, sementara produksinya baru mencapai 10% dari total kebutuhan.
Dengan menggunakan teknologi pengomposan seperti yang telah dilakukan Himpunan Petani Organik Cianjur Indonesia (HIPOCI) selama ini, maka proses pengomposan menjadi lebih cepat dan kestabilan kandungan haranya dapat dijaga.   Lahan pertanian di Desa Kebon Peteuy Kabupaten Cianjur merupakan salah satu contoh areal yang sudah menggunakan  penggunaan pupuk organik produksi HIPOCI selama beberapa kali tanam. Jika pada pertama kali penerapan pupuk kompos baru menghasilkan sekitar 3 ton/ha, maka setelah tiga kali tanam produksinya meningkat menjadi 4 - 5 ton/ha. Bahkan untuk penggunaan jangka panjang produksi padi  cenderung akan meningkat baik kuantitas dan kualitasnya karena kesuburan tanah juga meningkat.
Pendirian pabrik kompos POENIK HIPOCI diharapkan mampu memenuhi harapan petani akan harga pupuk yang relatif murah dan ramah lingkungan. Usaha ini sangat menjanjikan karena harganya relatif murah dan berbahan baku alami yang dapat menjaga kelestarian lingkungan. Hal Ini juga bentuk kepeduliaan HIPOCI terhadap petani yang selama ini terabaikan oleh program pembangunan. Jika menggunakan pupuk kompos yang dibuat dengan teknologi ramah lingkungan dan biaya yang lebih murah (dan tentu harga jualnya lebih murah), maka petani pasti akan terbantu.

 

II.  ORGANISASI DAN MANAJEMEN

2.1  Umum

1.    Nama Usaha                                   : Pabrik POENIK
2.  Nama Pemilik                                 : HIPOCI
3.  Alamat Kantor & Tempat Usaha  : Bangkuong, Kebon Peteuy, Cianjur
4.  Bagan Struktur Organisasi             : 


 












5.  Jabatan dan Uraian Tugas
Pimpinan (Manajemen HIPOCI) bertugas mengkoordinir kegiatan perusahaan secara keseluruhan dan mempunyai wewenang mengambil kebijakan yang diperlukan untuk keberlangsungan perusahaan.  Kepala Produksi bertugas mengelola kegiatan produksi mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pengarahan dan pengendalian produksi dan hasil produksi. Staf/teknisi produksi bertindak sebagai pelaksana lapang kegiatan produksi dibawah pengawasan langsung kepala produksi. Staf  Administrasi  dan keuangan bertugas untuk mengelola kegiatan-kegiatan administrasi dan segala hal yang berkaitan dengan keuangan.  Staf Pemasaran dan Distribusi bertugas untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan produk dan mendistribusikannya baik kepada pelanggan maupun calon pelanggan potensial.

2.2  Produk dan Produksi
Produk sebagai komoditas yang akan dijual dan dikembangkan menjadi faktor yang penting untuk selalu dikaji dan dicermati.  Kondisi prima dari produk akan menentukan keberhasilan pemasaran dan penciptaan brand image.

Nama Produk
Produk kompos yang akan diproduksi bernama POENIK  sinonim dari Pupuk Organik

Kemasan
POENIK dikemas dengan menggunakan karung plastik untuk ukuran 20 kg dan kantung plastik untuk ukuran 2 kg. (Terlampir desain dan ukuran).
Jenis Produk
Tahun 2011 HIPOCI hanya memproduksi jenis Kompos POENIK orisinal untuk kebutuhan petani HIPOCI. Namun untuk pengembangan produk  Himpunan Petani Organik Cianjur Indonesia akan mengeluarkan juga jenis Kompos POENIK Plus dan lain-lain untuk pasar bebas.
Pengembangan produk POENIK berbasis Teknologi Himpunan Petani Organik Cianjur Indonesia juga akan melakukan kajian terhadap bentuk fisik produk seperti kompos mix (campur) ataupun cair. Hal ini mengingat keinginan pasar dan kebutuhan masing-masing pengguna.
Kualitas Produk
Peningkatan kualitas produk terus menerus akan dilakukan dengan beberapa metode pengawalan uji coba pengembangan, kontrol produksi, uji terap, demplot, dan lain-lain.
Keunggulan kualitas akan dijaga melalui kapasitas QC dan komparasi dengan produk lain dilapangan.  Informasi uji petik di beberapa titik pemasaran juga akan dipakai sebagai benchmarking.  Masukan dan respon dari pedagang dan konsumen akan dijadikan tolok ukur penjagaan kualitas produk sehingga mempunyai daya saing produk.
Formula & Dosis Anjuran
Pencermatan formulasi dan dosis anjuran secara terus menerus dilakukan pada saat memproduksi POENIK.  Penggunaan bahan baku dan proses produksi tidak luput dari pengawasan yang ketat.  Standarisasi produk dilakukan dengan menerbitkan SOP (Standart Operation Procedure).  Himpunan Petani Organik Cianjur Indonesia memiliki tenaga ahli yang secara terus menerus melakukan kajian, pencermatan dan monitoring produk POENIK termasuk melakukan fungsi QC (Quality Control).
Keunggulan Produk
Dihasilkan melalui proses dekomposisi bahan-bahan organik dan limbah ternak (sapi) dengan teknologi fermentasi oleh mikroorganisme yang menguntungkan bagi tanah dan tanaman.
Mampu memperbaiki struktur tanah, meningkatkan sumber hara tanah, dan meningkatkan aktivitas mikroba yang bermanfaat untuk lingkungan tumbuh tanaman.
Dapat dipergunakan untuk tanaman pangan, hortikultur, tanaman hias, serta tanaman buah-buahan.
Memiliki komposisi hara yang relatif stabil dan lengkap yang dibutuhkan tanaman, yang terdiri dari N, P, K, Ca, Mg, C-organik, dan beberapa asam humic.


Manfaat
Memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.
Menyediakan unsur hara makro dan mikro yang lebih banyak di dalam tanah.
Memecah akumulasi senyawa kimia yang teresidu dalam tanah.
Memperbanyak mikroorganisme yang menguntungkan dalam tanah.
Menjaga kesuburan dan melestarikan keanekaragaman hayati dalam tanah.

III.      ASPEK PRODUKSI
3.1    Proses Produksi
 








3.2  Kapasitas Produksi
Pemenuhan kapasitas produksi secara bertahap akan dipenuhi pada tahun ke dua. Perubahan jumlah produksi juga akan terpengaruh oleh penjualan dan kondisi pasar.
Tahun Produksi
Rencana Produksi (Kg)
1
280.800
2
360.000
3
360.000

3.3    Lahan Untuk Kegiatan Usaha
1.          Beli                              :           Rp.  40.000.000, luas 500 m2
2.         Sewa per tahun         :           Rp.    2.000.000

3.4   Bangunan
1.          Biaya membangun    :           Rp.  40.000.000, luas 370 m2

3.5   Instalasi/Sarana Utilitas Produksi
No
Biaya Utilitas
Total Biaya (Rp)
1
Pemasangan Instalasi Listrik
1.500.000
2
Pemasangan jaringan air
1.000.000
3
Pemasangan Instalasi Telepon
550.000

Total Biaya Sarana
3.050.000



3.6   Mesin Produksi
Nama Mesin
Merk
Jumlah
Harga (Rp)
Jumlah Harga (Rp)
Hummer mil +penggerak
Yanmar
1 unit
32.000.000
32.000.000
Pengayak
Bahagia Jaya
1 unit
8.500.000
8.500.000
Mesin jahit karung

1 unit
1.500.000
1.500.000



Total
42.000.000
3.7    Bahan Baku dan Bahan Pembantu Produksi
Bahan baku utama dan bahan pembantu yang diperlukan sesuai dengan Rencana Produksi untuk tahun pertama dengan kapasitas produksi sekitar 280 ton/tahun.
Bahan baku & Pembantu
Fungsi
Jumlah
Harga (Rp)
Jumlah Harga (Rp)
Pupuk kandang
Sumber hara N, P, K yang sangat di butuhkan oleh tanaman sebagai nutrisi
11.700 krg
3.000
35.100.000
Jerami/hijauan
Sumber hara N, P dan K serta Ca.
1.170 krg
4.000
4.680.000
Arang sekam
Mengandung unsur K aktif yang dibutuhkan pada proses  pembu- ngaan dan pembuah -an tanaman.
2340 krg
4.000
9.360.000
Dedak
Sumber    karbohidrat dan  protein yang dibutuhkan tanaman maupun bakteri mesofilis dalam proses fermentasi pupuk.
11.700 kg
1.000
11.700.000
Dolomit
Sebagai suplemen kandungan hara Ca dan Mg dalam media pupuk yang akan dibutuhkan oleh tanaman
1.170 kg
400
468.000
Fermentator
Untuk mempercepat perombakan bahan-bahan organik
234
1.000
234.000
Molase
Sumber bahan organik yang mengandung protein, gula,  dan asam amino yang dibutuhkan oleh mikroba/bakteri sebagai sumber makanan dan energi dalam proses fermentasi
234
2000
468.000
Keterangan : krg anonim karung (bukan satuan berat)
Total

62.010.000
3.8    Peta Bahan Baku
Bahan baku & Pembantu
Sumber
Jumlah Perkiraan Kesediaan
1.  Pupuk kandang
PT. Kariyana, Cicurug, Sukabumi
PT. Taurus, Cicurug, Sukabumi
Peternak-peternak lokal
± 20 ton per hari
± 20 ton per hari
± 3 ton per hari
2.  Jerami/hijauan
Sawah-sawah di sekitar lingkungan HIPOCI  dan juga di daerah petani-petani binaan
± 400 krg per bulan
3.  Arang sekam
CV. Family, Cicurug, Sukabumi
Penggilingan-penggilingan padi mitra HIPOCI
2500 karung per bulan
1000 karung per bulan
4.  Dedak
Penggilingan-penggilingan padi mitra HIPOCI
CV. Inayyah, Cicurug, Sukabumi
1.500 kg per bulan

2.000 kg per bulan
5.  Dolomit
CV. Batu Wangi - Padalarang
Toko-toko Saprotan di Bogor
25 ton per hari
6.  Fermentator
Toko-toko Saprotan di Bogor dan telah bisa dilakukan perbanyakan sendiri
Perbanyakan sendiri
7.  Molase
PT. Kariyana, Cicurug, Sukabumi
Toko Tani Jaya
Tergantung permintaan
3.9   Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang disiapkan adalah tenaga kerja yang langsung ditempatkan dan didayagunakan dalam menangani proses-proses produksi. Sedangkan tenaga kerja tetap masih mempergunakan holding (Himpunan Petani Organik Cianjur Indonesia) sebagai pelaksana, hingga pada tahapan pengembangan dengan kapasitas produksi tertentu apabila sudah harus ditangani langsung. Tenaga kerja langsung dimasukan dalam kategori biaya variabel. Biaya variabel lain dalam usaha ini adalah biaya bahan baku dan biaya umum pabrik. Tenaga kerja langsung yang didayagunakan dalam memproduksi pupuk kompos POENIK ini merupakan tenaga lepas atau harian.  Tenaga kerja lepas dapat memanfaatkan tenaga petani atau tenaga pemuda desa yang masih menganggur. Petani tentunya akan terbantu karena mendapat penghasilan tambahan sehabis bekerja di sawah. Sedangkan bagi pemuda desa, hal ini akan membuka lapangan pekerjaan bagi mereka sehingga tenaganya bisa diberdayakan.  Biaya tenaga kerja langsung yang akan dikeluarkan pada tahun pertama produksi adalah sebagai berikut :
Jenis Kegiatan
Tarif (Rp)/unit
Jumlah TK
Jumlah hari kerja/tahun
Jumlah Biaya (Rp)
Penyiapan jerami
17.500/HOK
1
168.5 HOK
2.948.750
Pembuatan adonan
17.500/HOK
1
224.5 HOK
3.928.750
Pembalikan adonan
17.500/HOK
1
224.5 HOK
3.928.750
Pengayakan
17.500/HOK
2
252.5 HOK
4.418.750
Pengemasan
17.500/HOK
6
1549.5 HOK
27.116.250



Total
42.341.250

3.10 Biaya Umum Pabrik
Biaya umum untuk menunjang kegiatan pabrik untuk setiap tahun
No
Jenis Biaya Umum Pabrik
Jumlah Biaya (Rp)
1
Pemeliharaan mesin dan peralatan
1.200.000
2
Suku cadang, BBM, Oli, dll
20.400.000
3
Listrik , air dll
1.200.000
4
Pemeliharaan bangunan
1.200.000

Total
24.000.000

3.11   Kendaraan Untuk Usaha
Dalam perhitungan efisiensi transportasi diputuskan untuk pengadaan mobil sendiri. Pertimbangan disajikan dalam perhitungan dalam tabel lampiran.
Jenis Kendaraan
Merk
Jumlah
Harga (Rp)
Jumlah Harga (Rp)
Truk PS 120
Mitsubishi
1 unit
120.000.000
120.000.000








Total
120.000.000
3.12  Sistem Produksi Outsourching
Selain produksi dan pengembangan sendiri, Himpunan Petani Organik Cianjur Indonesia juga melakukan produksi dengan sistem kemitraan (plasma). Mitra (plasma) yang dimaksud adalah petani-petani binaan P3S, Lumbung Tani Sehat, Gapoktan, Kelompok Tani Sehat dan lain-lain dengan menerapkan standarisasi produk. Hal ini sangat dimungkinkan dan mensiasati permintaan kebutuhan POENIK untuk luar daerah yang relatif sulit dipenuhi jika harus dikirim dari Bogor.  

3.13  Tata Letak/Layout Pabrik


 



























Gambar 1.  Denah tata letak Pabrik Kompos POENIK







IV.  ASPEK PEMASARAN
4.1    Pembagian Pasar
Disesuaikan dengan kebutuhan terhadap produk ini, penggunanya adalah petani kecil hingga petani besar, petani tanaman pangan hingga petani hortikultura, hobiis.  Dan jalur pemasaran tentunya berkaitan dengan toko, kios, agen, dan bazar.
4.2   Potensi Pasar Lokal
Lingkup pasar lokal adalah wilayah Jabodetabek dan jawa barat.  Pasar lokal sangat menjanjikan untuk produk kompos POENIK.  Di wilayah Jabodetabek tidak kurang dari 1.000 kios tanaman hias, 100 toko pertanian, dan ratusan petani sebagai pengguna potensial pupuk kompos.
4.3   Kebutuhan Pupuk Organik di Pasaran
Berdasarkan hasil survey pasar yang telah dilakukan terhadap para penjual tanaman  hias yang berjumlah ± 50 pedagang yang tersebar di sepanjang Jalan Pajajaran dan Warung Jambu di wilayah Bogor, pupuk kompos yang mereka jual dipasok dari Sukabumi, Sentul, Jakarta dan Bogor sendiri.  Para pedagang tanaman hias yang berjualan di sepanjang jalan raya jumlahnya cukup banyak dibandingkan toko-toko saprotan sehingga mendapatkan pasokan pupuk kompos yang cukup banyak pula. Jumlah pasokan pupuk kompos ke setiap pedagang rata-rata sebesar 1.500 kg/bulan yang dipasok dari beberapa produsen kompos.  Dengan demikian jumlah pasokan per bulan untuk 50 pedagang adalah sekitar 75.000 kg (diasumsikan jumlah pasokan adalah jumlah kebutuhan). Diperkirakan jumlah kebutuhan sesungguhnya lebih besar dari 75.000 kg karena yang disurvey baru 2 lokasi di Bogor (anggap jumlah sesungguhnya 100.000 kg).
Dengan mengasumsikan jumlah kebutuhan di kelompok pedagang lainnya yaitu di Sukabumi, Depok, dan Jakarta masing-masing 100.000 kg, maka jumlah total kebutuhan pupuk kompos di wilayah Bogor, Sukabumi, Depok, dan Jakarta adalah 400.000 kg.
4.4   Ceruk Pasar  / Niche Market
Dengan mengambil ceruk pasar 5-10 % saja dari total kebutuhan keempat wilayah tadi, maka ceruk pasar yang bisa diisi Pupuk Kompos POENIK sekitar 20.000-40.000 kg/bulan (20-40 ton/bulan).
4.5   Kondisi Pesaing / Benchmark Market
Dari  hasil  survey  diketahui  ada  beberapa pupuk kompos pesaing yang beredar dengan merk antara lain : Agro Lestari, Agro Raya, Agro Perkasa, EM-Bokhasi-TW 99, Geet Leuha Kompos, Kariyana dan Media Tanam Plus.
Karakter persaingan di produk ini adalah model terbuka dan bebas. Artinya bahwa pasar akan saling mengisi jika produk kosong. Sistem harga yang terjadi juga masih dikendalikan oleh pasar. Keunggulan diantara produk pupuk organik ini belum terlihat nyata. Sehingga proses diterimanya produk ini dipasaran lebih disebabkan oleh strategi pemasar (marketer).
4.6   Pertimbangan Pengembangan
Pemasaran Pupuk Kompos POENIK selama ini hanya mencakup wilayah Bogor dengan kapasitas penjualan 2-3 ton/bulan. Berdasarkan analisa keuangan sederhana yang dibuat untuk Bulan Mei 2006, usaha Pupuk Kompos POENIK layak untuk dikembangkan karena mempunyai nilai B/C ratio 1,24. Bulan-bulan lain penjualan relatif sama karena kapasitas produksi maksimum saat ini 3 ton/bulan. BEP Harga akan tercapai pada tingkat harga Rp. 583/kg dengan BEP Produksi 2019 kg. Sedangkan nilai ROE  24 %, yang berarti penggunaan modal untuk usaha ini cukup efisien.
Kesimpulannya, penggunaan modal untuk usaha ini cukup efisien sehingga keuntungan bersih perlu terus ditingkatkan agar efesiensinya meningkat.
Dengan melihat nilai B/C ratio dan ROI/ROE di atas, maka dapat dikatakan usaha Pupuk Kompos POENIK yang dijalankan HIPOCI selama ini layak untuk dikembangkan pada skala yang lebih besar yaitu pendirian Pabrik Pupuk Kompos ”POENIK”. Wilayah pemasaran nantinya tidak hanya untuk kota/kab. Bogor, tapi akan diperluas hingga ke Sukabumi, Depok, dan Jakarta.
4.5   Strategi Pemasaran
Strategi yang akan diterapkan dan dijalankan oleh Himpunan Petani Organik Cianjur Indonesia menggunakan aspek Segmentasi Pasar, Target, Positioning, Analisa Kendala dan Problem Solving
4.5.1 Segmentasi
Untuk lebih mendukung usaha pemasaran Pupuk Kompos POENIK, perlu kiranya mengetahui segmentasi pasar yang sesuai untuk konsumen pupuk organik ini. Segmentasi berhubungan dengan pengelompokan masyarakat yang potensial menjadi pembeli/pelanggan Pupuk Kompos POENIK.  Melihat karakteritik masyarakat yang menjadi pelanggan Pupuk Kompos POENIK selama ini, ditetapkan segmentasi berdasarkan wilayah tempat tinggal, berdasarkan jenis usaha, dan berdasarkan pekerjaan/profesi.
4.5.2 Target Pasar
Target pemasaran atau targetting Pupuk Kompos POENIK meliputi toko-toko  sarana produksi pertanian, para pedagang tanaman hias/pupuk pinggir jalan, agen-agen pupuk untuk rumah tangga/gedung-gedung yang peduli penghijauan di Jabodetabek, petani-petani sistem organik dan non-organik, balai/lembaga penelitian pertanian, dan kebun-kebun percobaan.
4.5.3 Positioning
Positioning berhubungan dengan image produk kita di benak pelanggan yang memberi daya dorong untuk membeli. Image yang ditanamkan ke benak pelanggan lebih bersifat perspektif, sehingga unsur subyektifitas tentang kelebihan produk POENIK perlu ditonjolkan.
Umumnya orang membeli pupuk bukan dengan melihat detail karekteristik/kandungan produk yang ditawarkan. Orang membeli lebih kepada manfaat apa yang diperoleh pada tanamannya dengan memakai Pupuk Kompos POENIK.  Oleh karena itu perlu ditanamkan nilai-nilai plus Pupuk Kompos POENIK baik lewat pengalaman para pengguna, cerita orang lain tentang kelebihan produk, membuat daftar keunggulan produk di kemasan, ataupun cara lain mengkomunikasikan produk kita dengan menggunakan segenap sumber daya HIPOCI.
Dukungan pembangunan brand image dari pemilik toko atau kios juga sangat perlu, sehingga perlu disiapkan reward, diskon, dukungan lainnya. Pemilik toko atau kios merupakan jaringan terakhir yang bertemu end user.


4.6   Kendala Pemasaran
Memperkirakan kendala yang akan muncul dalam sistem pemasaran adalah suatu kaidah yang perlu dipersiapkan. Kaidah amanah, profesional, proporsional, dan peduli merupakan suatu solusi. Hambatan-hambatan/kendala-kendala harus menjadi pemicu meningkatkan daya juang semua pihak.
Berdasarkan pengalaman, beberapa kendala pemasaran yang mungkin dihadapi nanti adalah : persediaan bahan baku yang tidak selalu cukup untuk mengejar target produksi, pengiriman yang tidak tepat waktu untuk keempat wilayah pemasaran yang berbeda, sistem pembayaran konsinyasi dari customer yang bisa mundur hingga dua bulan, permintaan dari konsumen agen yang bersifat pasif, dan persaingan dari kompetitor yang lebih dahulu memasuki pasar.
4.6.1 Cara Mengatasi Kendala
Untuk mengatasi beberapa kendala di atas, perlu dilakukan langkah antisipasi agar tidak menjadi penghalang dalam mencapai target yang telah ditetapkan.
Kendala persediaan bahan baku yang tidak selalu cukup untuk mengejar target produksi. Untuk mengatasi masalah ini perlu dilakukan penyetokan bahan baku setiap periode tertentu untuk kelangsungan produksi. Bahan baku yang dibutuhkan adalah pupuk kandang, jerami/hijauan, arang sekam, dedak, dolomit, fermentator, dan molase. Setiap hari harus dicek ketersediaan bahan-bahan ini digudang. Dalam sehari tidak boleh  ada bahan yang kosong digudang.
Kendala pengiriman yang tidak tepat waktu untuk keempat wilayah pemasaran yang berbeda. Untuk mengatasinya perlu diberlakukan time management bagian pemasaran dan distribusi. Pembagian zona wilayah pengiriman dibuat sesuai dengan kapasitas dan kondisi pemasaran.
Kendala sistem pembayaran konsinyasi dari customer yang bisa mundur hingga dua bulan. Idealnya pembayaran konsinyasi dari customer untuk produk yang lain paling lama 1 bulan. Karena kalau terlalu lama akan mengganggu arus kas piutang yang tidak lancar. Namun untuk pupuk, pengalaman pemasaran POENIK selama ini memang lebih banyak yang bayar konsinyasi sekitar 1 bulan (sekitar 70-80 % customer masuk kategori ini). Untuk mengatasi pembayaran konsinyasi yang terlalu lama (hingga 2 bulan), perlu dipilih customer yang potensial cepat perputaran penjualannya. Bagi customer yang lama perputaran penjualannya, maka sistem konsinyasi bisa dilakukan dengan kuantitas yang relatif sedikit.
Kendala permintaan dari konsumen atau agen yang bersifat pasif. Tidak jarang konsumen agen yang menjadi customer bersifat pasif dalam menjalin hubungan dagang. Terkadang barang kita sudah habis terjual, tapi mereka lupa atau tidak sempat menghubungi kita kembali untuk melakukan pemesanan. Untuk kasus demikian, maka dituntut adanya tim pemasaran yang bersifat aktif, peka, dan memiliki mobilitas tinggi untuk “menjemput bola” ke customer. Customer perlu disapa, diperhatikan perkembangannya, dan digali informasinya sampai sejauh mana kebutuhannya. Pemberian reward kepada agen atau konsumen yang paling cepat repeat order dalam kurun waktu tertentu merupakan solusi berikutnya.
Kendala persaingan dari kompetitor yang lebih dahulu memasuki pasar. Untuk memasuki pasar yang telah lebih dahulu ada kompetitornya, maka perlu kejelian tim pemasaran untuk mencari titik kelemahan produk sang kompetitor. Lalu kita tonjolkan kekuatan produk POENIK yang bisa mensubstitusi kelemahan produk kompetitior, sehingga kehadiran POENIK sebagai pendatang baru akan lebih mudah diterima oleh calon customer.
Jika dalam praktek pemasaran nanti terdapat kendala lain di luar lima kendala yang disebutkan di atas, maka tinggal kreasi tim pemasaran untuk mengatasinya. Di sini dituntut sense of investigating tim pemasaran agar kendala yang muncul bisa ditelusuri akar penyebabnya, lalu dilakukan langkah-langkah spesifik yang mengarah pada pemecahan kendala.

4.7   Sistem Pemasaran
Pelaksanaan sistem pemasaran POENIK menggunakan sistem Konvensional dan Langsung (Direct).
Pemasaran sistem Konvensional (Distributor – Agen) mampu meminimalisasi biaya distribusi, sosialisasi, dan efisien waktu. Pemberian dan peningkatan dukungan terus-menerus tetap dilakukan secara maksimal dan proporsional.  Diharapkan Distributor/Agen mampu memacu kinerja untuk mengembangkan pasar lebih bagus. Kinerja yang baik akan menjadikan kesan bahwa usaha penjualan POENIK memang layak dari sisi bisnis.
Pemasaran sistem Langsung akan dilaksanakan dalam rangka rutinitas penetrasi pasar dan dalam rangka mengakomodir ketidakpuasan pelanggan atas kinerja Distributor/Agen dalam memasarkan POENIK. Sehingga dengan adanya tambahan dari sistem ini diharapkan mampu mencapai target pemasaran.
Pada kegiatan Proyek-proyek (pengadaan, pembinaan, dan lain-lain), Himpunan Petani Organik Cianjur Indonesia akan membentuk tim khusus by project dengan tetap menggunakan kaidah dan jaringan produk. Sistem pelaksana bisa Lembaga atau pihak lain yang bersepakat mengadakan kerjasama dengan HIPOCI-DD.
4.8   Peluang Pasar Diversifikasi
Peluang pasar ditinjau dari diversifikasi produk masih sangat terbuka dan menjanjikan.
Dalam bentuk Granul dan Pellet lebih disukai oleh Perkebunan-perkebunan Besar baik Pemerintah ataupun Swasta. Demikian juga konsumen untuk tanaman Tahunan, baik tanaman buah ataupun kehutanan.
Bentuk Cair lebih disukai oleh Hobies dan tanaman indoor (green house, hidroponic, aeropinic) atau yang sifatnya fast growing.
Dalam Inovasi penambahan agen hayati atau campuran bahan lain (giocladium, beauveria, NPS, dll) lebih dikhususkan untuk order terbatas. Biasanya dipesan untuk kegiatan penelitian atau proyek.

4.9   Promosi
Brosur adalah media informasi utama yang dikeluarkan sebagai pendamping produk. Brosur sebagai standar minimal pengenalan terhadap produk POENIK dan menjadi penting apabila tepat sasaran dan tersebar luas.
Pameran merupakan ajang pengenal POENIK sebagai pupuk kompos yang diproduksi dengan teknologi yang unggul. Pameran juga merupakan ajang transaksi yang ideal dan strategis.
Presentasi adalah metode promosi sekaligus penyampaian product knowledge yang lebih spesifik dan mendalam. Sehingga tidak menutup kemungkinan akan muncul masukan-masukan untuk penyempurnaan produk.
Advertorial melalui media merupakan teknik promosi yang efektif sekaligus mahal. Namun teknik promosi ini juga perlu dilakukan dengan pertimbangan skala ekonomi dan target pasar.
Keempat cara promosi tersebut akan dilaksanakan melalui seleksi prioritas sesuai dengan kebijakan anggaran. Namun perlu disadari bahwa tidak mungkin pelaksaan pemasaran tanpa dukungan promosi, karena hal ini berkaitan dengan eksistensi, sosialisasi, dan positioning produk.
V.  ASPEK KEUANGAN
Aspek keuangan didalam usaha ibarat kekuatan nadi dalam sistem tubuh manusia.  Alokasi pendanaan dan strategi penggunaan akan sangat menentukan kekuatan pelaksanaan usaha. Perhitungan pembiayaan, pelaksanaan kegiatan, hingga pendapatn hasil merupakan kinerja aspek keuangan.
5.1       Pembiayaan Pengembangan Usaha Kompos
            Total Biaya Keseluruhan terdiri dari :
1
Investasi
Rp.  266.212.500

2
Modal Kerja
Rp.    88.696.000

3
Total Biaya Proyek

Rp. 354.908.500 
5.2      Proyeksi Laba Rugi
         Keuntungan yang direncanakan didapat selama 3 tahun mendatang :
Tahun 1
Rp.    (5.147.615)     
Tahun 2
Rp.  20.695.675
Tahun 3
Rp.  30.114.245

5.3   Proyeksi Arus Kas
         Penghitungan Saldo Kas selama 3 tahun mendatang
Pra-Operasi
Rp.                     0
Tahun 1
Rp.    70.116.510
Tahun 2
Rp.  102.462.810
Tahun 3
Rp.    143.959.555

5.4   Analisa Keuangan
1.       Titik Impas Penjualan (BEP)
Tahun 1
Rp.  244.461.389
Tahun 2
Rp.  272.929.260
Tahun 3
Rp.  294.511.451

2.      Kemampuan Investasi dalam menghasilkan keuntungan (Return On Investment/ROI)
Tahun 1
- 1.58
Tahun 2
5.98
Tahun 3
8.01

VI.  KESIMPULAN
ROI merupakan indikator pengukur efisiensi penggunaan modal (invetasi) dalam mencapai keuntungan. Untuk tahun 1, ROI bernilai -1.58  %. Ini berarti dari Rp. 100,- modal yang dikeluarkan, belum menghasilkan keuntungan, karena penggunaan modal masih lebih besar dari penjualan.
Pada tahun 2, ROI mulai meningkat menjadi 5,98 %. Ini berarti dari Rp. 100,- modal yang dikeluarkan, akan dihasilkan keuntungan Rp. 5,98,-. Atau dari Rp. 10.000,- modal yang dikeluarkan, akan dihasilkan keuntungan Rp. 598,-. Begitu seterusnya hingga tahun 3.
Dari 3 tahun analisa ROI di atas, terlihat bahwa modal yang digunakan dalam usaha Pupuk POENIK  cukup efesien dan keuntungan bersihnya perlu ditingkatkan agar efisiensinya meningkat. Nilai ROI terendah ada pada tahun pertama dan ROI tertinggi terjadi pada tahun ketiga.








LAMPIRAN

TABEL LAMPIRAN 1.
MATRIK ANALISIS SWOT ”POENIK”
EKSTERNAL











INTERNAL
OPPORTUNITIES
§  Potensi pasar masih sangat luas
§  OKesadaran penggunaan produk ramah lingkungan sudah mulai meningkat
§  Fluktuasi keterseidaan produk sejenis
§  Program Pemerintah Go Organic
§  Masih dapat dikembangkan menjadi beberapa model dan bentuk
§  Penambhan Bahan Organik sudah sangat diperlukan di Indonesia
THREATS
§  Kondisi ekonomi tidak stabil
§  Ketergantungan dengan pupuk an-organik (industri)
§  TMunculnya pesaing dengan harga lebih murah
§  Efektivitas POENIK < dibanding pupuk an-organik
§  Sistem pemasaran belum baku
STRENGHTS
§  SRamah Lingkungan
§  Nama besar Dompet Dhuafa
§  Dukungan infrastruktur
§  Tidak berbahaya apabila salah dosis
§  Cocok untuk segala macam tanaman
§  Mudah diproduksi
§  Murah
STRATEGI SO
§  Perluasan pangsa pasar dan segmen pasar baru dengan peningkatan jaringan pemasaran dan sosialisasi
§  Kepastian kapasitas , mutu, dan dukungan teknologi terus menerus
§  Pengembangan produk untuk pasar tertentu
STRATEGI ST
§  Meningkatkan kualitas kinerja perusahaan
§  Peningkatan sosialisai penggunaan POENIK secara ekonomis dan teknis
§  Penetapan harga bersaing
§  Antisipasi dengan pemasaran yang proaktif
WEAKNESS
§  WKemanfaatan produk belum diyakini pengguna
§  Formulasi dan kandungan hara tidak stabil / tidak tetap
§  Sosialisasi produk masih menjadi kendala umum
§  Bulky (kuantitas)
§  Mudah ditiru
§  Sulit dikirim jarak jauh
§  Bahan baku sulit diperoleh dalam jumlah sangat besar
STRATEGI WO
§  Peningkatan dan pengembangan Litbang atas kemanfaatan produk POENIK
§  Melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas produk
§  Meningkatkan efisiensi biaya produksi dan pemasaran
§  Pengembangan distribusi dan pelayanan secara profesional dan proporsional
§  Memunculkan bentuk produk baru (difersifikasi produk)
STRATEGI WT
§  Pencermatan mutu setiap saat
§  Peningkatan pelayanan customer
§  Pelaksanaan Demplot (lapang) dan Seminar (gugus teori)
§  Memunculkan produk dengan spesifikasi khusus yang tidak mudah ditiru dan unggul


TABEL LAMPIRAN 2.
BEBERAPA PRODUK PUPUK ORGANIK SEJENIS DIPASARAN DENGAN BERBAGAI BENTUK, BAHAN BAKU DAN PRODUSEN
MERK DAGANG
BAHAN BAKU
BENTUK
Karyana / POS
Kotoran Sapi
Serbuk
Super Bionik
Ekstrak Ikan & Tanaman
Tablet
BOSF
Sampah organik Kota
Serbuk
Biotanam Plus
Kascing
Serbuk
Buto Ijo
Kotoran Ayam
Butiran pecah
Green Giant
Kotoran Ayam
Pelet
Gemari
Ekstrak hewani & Nabati
Cair








TABEL LAMPIRAN 3.
STANDAR KUALITAS PUPUK ORGANIK
MENURUT INTERNASIONAL, PT. PUSRI, DAN PASAR KHUSUS
(PERSYARATAN OPSIONAL MENURUT PERMINTAAN PASAR)
PARAMETER KUALITAS
SATUAN
STANDAR KUALITAS
INTERNASIONAL
PT. PUSRI
PASAR KHUSUS
1.
KUALITAS FISIK
%




a.
Kadar Air
% Berat kering
< 25
-
< 20

b.
Kadar Humus
dimensionless
< 40
-
-

c.
Kemasaman (pH)
dimensionless
7 ± 0,5
-
7 ± 0,5

d.
Bau
dimensionless
bau tanah
-
bau tanah
2.
KADAR UNSUR HARA





a.
N (Nitrogen)
% Berat kering
Total NPK
> 2,12
> 2,30

b.
P (Fosfor – P2O5)
% Berat kering
> 6,00
> 1,30
> 1,60

c.
K (Kalium – K2O)
% Berat kering

> 2, 00
> 2,40

d.
Mg (Magnesium)
% Berat kering
-
> 3.19
> 3,25

e.
S (Belerang)
% Berat kering
-
> 0,01
> 0,02

f.
Mo (Molybdenum
% Berat kering
-
> 0,05
> 0,10

g.
B (Boron)
% Berat kering
-
> 0,09
> 0,10

h.
Ca (Kalsium)
% Berat kering
-
> 0,97
> 1, 00

i.
C/N Ratio
dimensionless
< 20
-
< 15
3.
KADAR LOGAM BERAT





a.
As (Arsenic)
Mg/kg berat kering
< 10

< 10

b.
Cd (Cadmium)
Mg/kg berat kering
< 3

< 3

c.
Cr (Chromium)
Mg/kg berat kering
< 45

< 45

d.
Cu (Tembaga
Mg/kg berat kering
< 150

< 150

e.
Hg (Mercury)
Mg/kg berat kering
< 1

< 1

f.
Ni (Nikel)
Mg/kg berat kering
< 50

< 50

g.
Pb (Timbal)
Mg/kg berat kering
< 150

< 150

h.
Zn (Seng)
Mg/kg berat kering
< 400

< 400
4.
KUALITAS BIOLOGIS





a.
Coliform
MPN/g
< 1.000

-

b.
Salmonella sp.
MPN/g
< 3

-
Sumber : KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA
Kode 300 x 250
close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==
Kode DFP2
Kode DFP2