PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Terjadinya krisis ekonomi akhir-akhir ini memberikan dampak pada
perkembangan ekonomi Negara yang sedang berkembang, pada Negara-negara Asia
Tenggara terutama Indonesia, yang berakibat naiknya harga kebutuhan bahan
pokok. seperti bahan pokok hewani. Kondisi ini disebabkan tidak seimbangnya
tingkat kebutuhan konsumsi daging perkapita dalam negeri dengan jumlah produki ternak
potong secara nasional. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut pemerintah melakukan
Indonesia impor daging dari luar negri, namun terjadinya krisis global menyebabkan
daya beli masyarakat menengah kebawah terutama masyarakat pedesaaan menjadi turun
akibat harga daging yang mahal, oleh sebab itu pemerintah indonesia melakukan
Program ketahanan pangan berbasis masyarakat pedesaan melalui Program
Pembangunan Pertanian.
Dalam Program Pembangunan Pertanian (Rencana Pembangunan Pertanian
2005- 2009, Departemen Pertanian RI), dikemukakan bahwa program pembangunan
pertanian pada hakekatnya adalah rangkaian upaya untuk memfasilitasi, melayani
dan mendorong berkembangnya usaha-usaha pertanian hingga memiliki nilai tambah.
Daya saing dan pada akhirnya mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat
terutama petani. sesuai dengan Visi, Misi, Tujuan dan Strategi Pembangunan Pertanian
maka Program Pertanian 2005-2009 dirumuskan dalam tiga program utama yaitu:
1.
Program Ketahanan Pangan
2.
Program Pengembangan Agribisnis
3.
Program Peningkatan Kesejahteraan
Pertanian
Pembangunan peternakan pada hakekatnya adalah upaya pemerintah dalam
pemenuhan produk pangan asal hewan meliputi daging, telur dan susu untuk
menyeimbangkan atau meningkatkan status gizi masyarakat sesuai dengan standar
kebutuhannya. Pengembangan sub sektor peternakan dalm era globalisasi ekonomi
dihadapkan pada persaingan yang semakin terbuka, kondisi tersebut seharusnya
dijadikan momentum untuk memacu peningkatan sumber daya local, daya saing serta
anlisipasi masa depan.
Dalam hal ini kami merekomendasikan bantuan domba, karena ternak
kambing sudah lama diusahakan oleh petani atau masyatakat sebagai usaha
sampingan atau tabungan karena pemeliharaan dan pemasaran hasil produksi (baik
daging. susu. kotoran maupun kulitnya) relative mudah, dengan pemeliharaan
intensif pertambahan berat badannya dapat mencapai 50-150 gram per hari, dan
dapat menghasilkan anakan 2-3 kali per dua tahun.
Setelah melakukan survey di beberapa lokasi, akhirnya kami memutuskan
membuka lahan peternakan di Desa Bojongsawah. Kecamatan Kebonpedes Kabupaten
Sukabumi dengan berbagai pertimbangan :
-
Daerah tersebut mempunyai iklim
yang sangat baik
-
Ketersediaan pakan hijauan yang
luas dan sumber air yang memadai
-
Telah mendapat dukungan dari tokoh
masyarakat. ketua dan anggota Kontak Tani,
serta seluruh lapisan masyarakat
1.2 Masalah
Masalah yang saat ini banyak dikeluhkan oleh peternak adalah faktor
modal. Dari pengamatan kami masalah yang dihadapi tidak hanya modal melainkan
juga teknik beternak yang seadanya, hal ini karena beternak masih merupakan
usaha sampingan dan penduduk di desa Bojongsawah. Oleh karena itu kelompok kami
akan dipimpin oleh seorang Pemuda yang kompeten di bidang peternakan dan
mengetahui seluk beluk seputar peternakan. Hal ini akan dapat memajukan aspek
manajerial dan ketrampilan peternak agar dapt mengelola peternak dengan baik.
1.3 Tujuan
Tujuan
dari kegiatan ini adalah:
1.
Membantu percepatan realisasi
program pemerintah yaitu swasembada daging
2010
2.
Memperkuat basis ekonomi
kerakyatan
3.
Meningkatkan daya saing sektor
pertanian dan peternakan dengan sektor lain
4.
Meningkatkan kecukupan protein
hewani masyarakat pedesaan
1.4 Kegunaan
Kegunaan dan kegiatan ini adalah
1.
Mengoptimalkan potensi Sumber Daya
Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM) Bojongsawah, Kecamatan Kebonpedes Kabupaten
Sukabumi
2.
Peningkatan populasi ternak
kambing di desa Bojongsawah, Kecamatan Kebonpedes Kabupaten Sukabumi
3.
Membantu mempercepat peningkatan
kesejahteraan masyarakat petani/peternak di desa Bojongsawah, Kecamatan Kebonpedes
Kabupaten Sukabumi
4.
Sebagai sarana dan prasarana pembelajaran.
5.
Menunjang 90 organik ( limbah
ternak salah satu bahan pupuk organik )
BAB II
SUSUNAN PENGURUS
KELOMPOK TANI SALUYU
BAB III
POTENSI
3.1 Potensi Sumberdaya
Suatu lokasi peternakan yang baik harus
mempertimbangkan aspek potensi daerah tersebut baik potensi Sumber Daya Manusia
(SDM) maupun potensi Sumber Daya Alam (SDA).
- Potensi Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia di desa Bojongsawah,
Kecamatan Kebonpedes Kabupaten Sukabumi bisa diandalkan, mengingat sebagian besar
penduduknya berprofesi sebagai petani dan peternak. Mereka terbiasa
memanfaatkan potensi alam yang subur dengan bercocok tanam padi, palawija,
sayuran, adapun ternak yang dipelihara antara lain kerbau, sapi, ayam, itik,
kambing, dan lain-lainnya.
- Potensi Sumber Daya Alam
Kondisi wilayah desa Bojongsawah, Kecamatan Kebonpedes
Kabupaten Sukabumi yang terletak 500 meter dari permukaan laut terdiri atas
dataran dan pegunungan, sangat cocok untuk pengenbangan usaha peternakan dimana
lahan untuk pakan ternak cukup tersedia, begitupun dengan limbah pertanian, perikanan
yang dapat diolah menjadi pakan ternak yang berkualitas.
3.2 Faktor Pendukung Keberhasilan
Usaha
Selain dan potensi yang terdapat di Desa Bojongsawah,
salah satu faktor yang penting bagi keberhasilan usaha ini adalah sistem
pemasaran yang baik. Pemasaran sapi dari kelompok Ternak Pamanahan meliputi
daerah Bogor dan Jakarta, yang mana sudah penampung yang siap membeli sapi dari
kelompok Ternak Rahayu. Untuk saat ini. Kelompok Ternak Pamanahan hanya mampu
menyediakan 5 ekor perbulan dari total permintaan penampungan yang mencapai 30-50
ekor perbulannya.
BAB IV
PROGRAM KERJA
4.1 Visi dan Misi, Strategi
Vlsi dan Misi
Vlsi : Menjadikan kelompok Ternak Pamanahan sebagai
kelompok ternak yang mandiri serta dapat menjadi salah satu sentra ternak Domba
di Kabupaten Sukabumi
Misi
:
-
Meningkatkan taraf hidup anggota
keIomk pada khususnya. Dan masyarakat sekitar pada umumnya
-
Menjadi pengumpul bagi masyarakat
yang bukan anggota
-
Berpartisipasi aktif membantu
dinas peternakan dalam memberdayakan
masyarakat demi ketahanan pangan
khususnya di lingkungan desa Bojongsawah.
.
Strategi
Agar tercapai tujuan kegiatan ini, kami
melakukan beberapa hal agar kelompok Peternak desa Bojongsawah memiliki stok domba,
bakalan untuk penggemukan yaitu dengan
melakukan program :
1.
Jangka Panjaig : Melakukan
kegiatan pemeliharaan dan pembibitan
2.
Jangka menengah : Melakukan
kegiatan penggemukan
3.
jangka Pendek : pemafaatan limbah
sebagai pupuk organik
Dalam satu tahun pertama kegiatan kelompok
kami akan fokus untuk melakukan program jangka panjang.
- Upaya Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan Teknis
Ada tiga hal pokok dalam usaha ternak Domba yaitu
bibit. Ketercukupan pakan dan tata laksana.
·
Pemilihan Bibit
Pemilihan bibit harus disesuaikan dengan
tujuan dan usaha apakah untuk domba. Secara umum ciri bibit yang baik adalah
yang berbadan sehat, tidak cacat, bulu bersih dan mengkilat daya adaptasi
tinggi terhadap lingkungan.
Calon indukan yang baik :
-
Tubuh kompak, dada dalam dan
lebar, garis punggung dan pinggang lurus,
tubuh besar, tapi tidak terlalu
gemuk
-
Jinak dan sorot matanya ramah
-
Kaki lurus dan tumit tinggi
-
Gigi lengkap, mampu merumput
dengan baik, rahang atas dan bawah rata
Ciri untuk calon pejantan
-
Tubuh besar dan pajang dengan
bagian belakang Iebih besar dan lebih tinggi, dada lebar, tidak terlalu gemuk. Gagah.
Aktif dan memiliki libido yang tinggi
-
Kaki lurus dan kuat
-
Dari keturunan kembar
-
Umur antara 1.5 sampai 3 tahun
·
Ketercukupan Pakan
Jenis dan cara pemberiannya disesuaikan
dengan umur dan kondisi ternak. Pakan yang diherikan harus cukup protein,
karbohidrat, vitamin dan minera1. mudah dicerna, tidak beracun dan disukai
ernak, murah dan mudah diperoleh. Pada dasrnya ada dua macam makanan yaitu
hijauan (berbagai jenis nimput) dan makanan tambahan (berasal dan
kacang-kacangan, tepung ikan, bungkil kelapa, vitamin dan mineral.
Cara pemberiannya:
-
Diberikan 2 kali sehari (pagi dan
sore), berat rumput 10% dan berar badan berikan juga air minum 5-10 liter per
ekor per hari dan garam berberyodium secukupnya.
-
Untuk sapi bunting, induk
menyusui, dan pejantan yang sering dkawinkan perlu ditambah makanan penguat
dalam bentuk bubur sebanyak 3 – 6 kg/ekor/hari.
·
Tata Laksana Perkandangan
Sistem perkandangan akan dilaksanakan pada
suatu lahan peternakan atau satu kandang terpadu dengan model kandang panggung
berbentuk kandang kolom individu dengan kapasitas 10 ekor/kandang kolom dengan
luasan kandang perindividu sebagai berikut :
Kandang Penggemukan : 100 cm x 125 cm / ekor
Sebagai sarat tambahan kandang harus
memiliki ventilasi yang baik, cukup cahaya matahari, bersih, dan minimal
berjarak 5 meter dan rumah.
Pelaksanaan Non Teknis
Adapun pelaksanaan non teknis yang kami
lakukan :
-
Dukungan finansial
Dukungan finansial dalam kegiatan ini bersumber dari dana
APBN yang dalam hal ini diwakili oleh Dirjen Peternakan Departemen Pertanian.
-
Kepastian Hukum
-
Keamanan wilayah yang kondusif
Keamanan wilayah akan sangat membantu kenyamanan dan kelancaran
serta kesinambungan dalam berusaha
-
Kerjasama kclompok ternak
Kerjasama kelompok ternak merupakan faktor non teknis yang
utama untuk keberhasilan usaha petrenakan ini, untuk memudahkan kontroling. Kerjasama
yang efektif dan proses pembelajaran kami membagi kelompek ternak menjadi
2 kelompok :
-
Kelompok A, bertanggung jawab
terhadap kelompok ternak sapi dewasa (usia 8-12 bulan) dengan jumlah 18 ekor
dan 9 jantan dewasa, dan kelompok ini diharapkan dapat menghasilkan anakan
minimal 8 ekor yang nantinya akan dapat digunakan sebagai bibit atau sebagai bakalan
untuk penggemukan.
-
Kelompok B, bertanggung jawab
terhadap 18 ekor Domba bakalan yang digemukkan. Tujuan kelompok ini adalah
persiapan untuk sapi hasil anakan yang nantinya akan dijadikan sapi potong.
- Usaha yang akan dilaksanakan
Seperti yang telah dikemukakan di atas pada
tahap awal 1 tahun pertama kelompok kali akan lebih memprioritaskan program
kerja jangka panjang yang bertujuan agar didapatkan stok ternak kambing sebagai
bibit dan yang akan dijadikan stok ternak domba bakalan sehingga program jangka
menengah dapat dilakukan, selain itu tujuäh pembagian kelompok ternak menjadi 2
kelompok bertujuan agar memudahkan pengawasan dan pemantauan.
Hal dilakukan dengan tujuan agar kelompok kami
dapat menghasilkan stok ternak yang dapat dijual sebagai bibit atau sebagai
ternak potong, yang nantinya kelompok ternak tersebut dapat memiliki modal
dalam waktu yang tidak terlalu lama dan hasil penjualan, sehingga nantinya
kelompok tersebut menjadi kelompok ternak Pamanahan dalam usah peternakan domba
dan dapat menjadi sentra peternakan atau kantong ternak domba yang dapat
memasok kebutuhan protein hewani Nasional.
Alur proses pembibitan dan penggemukan
4.2 Rencana Kegiatan (3 tahun)
Tahun Pertama
|
-
Pembelian bibit
-
Pembelian bakalan @ 18 ekor per
bulan
-
Rehabilitasi kandang
-
Pembibitan domba hingga
menghasilkan anakan yang akan dijadikan bibit dan bakalan
-
Penggemukan bakalan
-
Penyuluhan tata laksana
peternakan kambing
|
Tahun Kedua
|
-
Penambahan / perluasan
-
Pembibitan domba hingga
menghasilkan anakan yang akan dijadikan bibit dan bakalan
-
Pembelian bakalan @ 26 ekor per
bulan
-
Penggemukan bakalan hasil dari
pembelian dan anakan
-
Upaya peningkatan kualitas
anakan
|
Tahun Ketiga
|
-
Pembibitan domba hingga
menghasilkan anakan yang akan dijadikan bibit dan bakalan
-
Pembelian bakalan @ 75 ekor per
bulan
-
Pengemukan bakalan hasil dari
pembelian dan anakan
|
BAB V
RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN
ANALISIS KELAYAKAN USAHA
5.1 Rencana Anggaran Biaya
- Biaya Produksi
Dalam mendirikan usaha peternakan domba ini
tentunya kami membutuhkan suatu investasi. Investasi yang dimaksudkan terdiri
dari modal invesatasi yaitu modal yang diberikan pada awal proyek yang hasilnya
dirasakaan saat nanti dan bisa dirasakan berulang. Investasi juga terdiri dari
modal kerja yaitu modal yang ditujukan untuk biaya produksi.
Perkiraan kebutuhan dana peternakan kambing
kelompok ternak kami dapat dirinci sebagai berikut :
Perincian Biaya
Kelompok Ternak Pamanahan
Kecamatan Kebonpedes Kabupaten Sukabumi
Propinsi Jawa Barat
Bulan
ke 1
|
Bulan
ke 2
|
Bulan
ke 3
|
|||||||||
No
|
Transaksi
|
Qty
|
Unit
|
Harga/Sat
|
Nilai
|
Qty
|
Nilai
|
Qty
|
Nilai
|
Qty
|
Nilai
|
1
|
Modal
Awal
|
1
|
Lot
|
133.000.000
|
|||||||
2
|
Kandang
|
4
|
Unit
|
4.000.000
|
16.000.000
|
4
|
16.000.000
|
0
|
0
|
0
|
0
|
3
|
Bibit Betina
|
30
|
Ekor
|
1.500.000
|
45.000.000
|
0
|
0
|
40
|
52.000.000
|
0
|
0
|
4
|
Bibit Jantan
|
8
|
Ekor
|
4.000.000
|
32.000.000
|
0
|
0
|
8
|
16.000.000
|
0
|
0
|
5
|
Bakalan : Pembelian
|
60
|
Ekor
|
600.000
|
36.000.000
|
30
|
12.750.000
|
30
|
12.750.000
|
30
|
12.750.000
|
6
|
Bakalan :
Penjualan
|
0
|
Ekor
|
800.000
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
7
|
Penjualan Hasil Anakan
|
0
|
Ekor
|
425.000
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
8
|
Obat-Obatan
|
4
|
Lot
|
500.000
|
2.000.000
|
4
|
2.000.000
|
0
|
0
|
0
|
0
|
9
|
Perlengkapan
|
4
|
Lot
|
500.000
|
2.000.000
|
4
|
2.000.000
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Total
Transaksi
|
0
|
32.750.000
|
80.750.000
|
12.750.000
|
- Sumber Dana
Pemilihan sumber dana bertujuan untuk memilih
sumber dana yang pada akhirnya dapat memberikan kombinasi dengan biaya rendah
dan tidak menimbulkan kesuIitan likuiditas bagi peternak, artinya jangka waktu
pengembalian sesuai dengan jangka waktu penggunaan dana.
Oleh karenanya kami memilih sumber pendanaan
yang berasal dari pinjaman lunak pemerintah yang dalam hal ini diwakilkan
kepada Dinas Peternakan Departemen Pertanian RI.
5.2 Analisis Kelayakan Usalia
Analisis usaha tahun ke 1
Asumsi :
- Dalam satu tahun dihasilkan anakan 1 ekor dari 1 induk bibit jadi didapat 100 ekor anakan
- Anakan yang akan dijadikan bibit 50 : 50, maka akan didapatkan 20 ekor bibit dan 20 ekor domba potong
- Pendapatan berasal dari penggemukkan 100 ekor domba bakalan awal yang dibeli setiap bulannya dan 20 kambing hasil anakan.
Analisis tahun 2
a.
Berdasarkan asumsi tahun pertama
maka didapat hasil 100 ekor untuk pembibitannya dialokasikan 40 ekor
b.
Proses penggemukan tahun pertama
diperoleh :
·
100 ekor di tahun kedua
·
40 ekor bakalan yang dibeli per
bulan
- Berdasarkan asumsi tahun pertama maka didapat hasil 180 ekor untuk pembibitanya dialokasikan 80 ekor
- Proses penggemukan tahun 3 diperoleh :
·
100 ekor di tahun kedua
·
75 ekor bakalan yang dibeli per
bulannya
|
||||
KELOMPOK TANI
“SALUYU”
Alamat : Jl. Lemburhuma Desa Bojongsawah Kec. Kebonpedes Kab. Sukabumi
Alamat : Jl. Lemburhuma Desa Bojongsawah Kec. Kebonpedes Kab. Sukabumi
No. : 01/GPK-MT/2010 Sukabumi, 25 Maret 2010
Lampiran : 1 (satu) Bundel
Proposal
Perihal : Permohonan Batuan Dana
Perihal : Permohonan Batuan Dana
Kepada :
Yth. Kepala Badan Ketahanan Pangan
Daerah Provinsi Jawa Barat
di
BANDUNG
Yth. Kepala Badan Ketahanan Pangan
Daerah Provinsi Jawa Barat
di
BANDUNG
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Illahi Rabbi
pencinta dan pemilik serta penggerak semesta alam, sholawat dan salam semoga
tercurah kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, pembawa risalah dan
pola serta suri tauladan bagi kita semua dalam melaksanakan ajaran agama islam.
Seiring dengan itu kami
sampaikan salam sejahtera dan senandung harapan semoga Bapak dalam memimpin
Badan Ketahanan Pangan Daerah Prov. Jawa Barat ini khususnya dalam pemberdayaan
petani selamanya diridoi dan dilindungi Allah Swt.
Dan kami pelaku pertanian
senantiasa juga untuk bisa bekerja secara maksimal dengan bentuk memberdayakan
para petani melalui bantuan usaha ekonomi produktif pengembangan bidang usaha
penggemukan domba dari Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan. Mudah-mudahan nilai
tambah para petani lebih bisa ditingkatkan.
Demikianlah proposal ini
kami sampaikan dan dibuat atas dasar kebersamaan Kelompok Tani Saluyu, atas
terkabulnya proposal ini. Sebelum dan sesudahnya kami haturkan terima kasih.
|